Jika dalam sehari anak selalu menggenggam ponselnya kemanapun ia pergi atau akan menangis jika tidak memegang ponselnya, maka para orang tua harus mewaspadai bahwa anak Anda mungkin mengalami kecanduan gadget alias kecanduan gawai. Fenomena ini bukan hal baru-baru ini melainkan beberapa tahun belakangan mulai meluas. Tren yang beredar mengatakan bahwa hal-hal di sekitar kehidupan sudah kurang menarik bagi si anak sebagai gantinya hal yang disajikan di gawai lebih memikat perasaan anak.

Kemajuan teknologi memang menuai pro dan kontra. Di samping manfaat yang didatangkan tetapi banyak permasalahan juga yang ditimbulkan. Era digital membuat semua yang kita butuhkan tersedia dalam gawai, hal ini tentu membantu dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, permasalahan yang dirasakan terutama bagi anak-anak adalah mempengaruhi interaksi terutama dengan teman sebayanya. Hal ini akan mempengaruhi rasa simpati, empati, kemanusiaan, dan sosial pada diri anak.

Kecanduan gadget
Kecanduan gadget

Perubahan dan perbaikan perlu segera dilakukan oleh orang tua dimulai dari meluangkan waktu untuk mengobrol dan bermain bersama anak. Waktu-waktu di rumah perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengetahui kondisi perkembangan anak. Alihkan perhatian anak kepada hal-hal yang disenangi di kehidupan nyata agar konsumsi penggunaan gawai oleh anak berkurang.

Berikan pengarahan kepada anak dampak negatif yang ditimbulkan dari keseringan berada di depan ponsel seperti gangguan penglihatan dsb. Hal ini dapat dilakukan saat sedang makan malam atau menemani anak menghabiskan susu sebelum tidur malam. Susu yang baik bagi pertumbuhan dan kecerdasan otak anak salah satunya ialah SUSU DANCOW GUM.

Anak yang sudah kecanduan gadget mungkin akan sulit untuk diatur tetapi komunikasi antara orang tua dan anak yang terus dilakukan dapat membangun kesadaran dan kepercayaan kembali tanpa disadari oleh anak itu sendiri.

Pada tahap ini orang tua juga perlu menanyakan apa saja yang disukai anak saat bermain ponsel dan tentu jangan sampai membuat anak merasa tertekan. Hal ini digunakan orang tua untuk melihat sampai dimana level ketergantungan anak pada gadget. 

Interaksi virtual berbeda dengan interaksi secara langsung. Interaksi virtual yang berkepanjangan juga akan mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan emosional anak. Selain itu kehidupan virtual yang terlihat sempurna juga akan menurunkan kepercayaan diri dan kepedulian seorang anak terhadap dirinya sendiri.